Kebangkitan Los Blancos Membutuhkan Dana Besar Membeli Pemain

Keterpurukan pada musim ini 2019 membuat keinginan besar dari pelatih klub untuk kembalikan Kebangkitan Los Blancos Dengan Pemain Baru

Musim yang memang sulit untuk klub Real Madrid untuk kembali berjaya saat masih ada pemain bintangnya. Klub besar Spanyol ini memang memiliki masalah terhadap susunan pemain yang semuanya sama kuat.

Hal ini mengakibatkan klub besar ini mau tidak mau harus bersedia menjual beberapa pemain. Tujuan penjualan ini tentu saja agar klub bisa bermain dengan pemain yang lebih layak dan memperbaru suasana klub.

Diperkirakan bahwa klub akan mengeluarkan dana sebesar 4,8 triliun hanya untuk berbelanja pemain. Untuk mendapatkan dana yang sangat besar tersebut tentu saja menjual dan meminjamkan pemain jadi solusi.

Namun dikarenakan pelatih klub yang ingin meminjamkan salah satu pemain ke klub lain. Presiden klub merasa tidak terima dan membuat hubungan antara pelatih dan presiden tidak baik dan perburuk keadaan.

Biasanya jika belanja pemain maka klub ini akan menghabiskan dana sebesar 255 juta euro. Tentu saja jumlahnya lebih sedikit dibandingkan musim ini setelah kehilangan pemain mega bintang Cristiano Ronaldo.

Musim ini saja klub sudah menghabiskan uang yang lebih banyak untuk datangkan dua pemain. Luka Jovic dari Eintracht Frankfurt dan Eden Hazard dari Chelsea untuk memperkuat posisi pemain klub Real Madrid.

Diketahui bahwa klub ini akan kembali mengincar pemain gelandang penyerang dari Manchester united Diketahui untuk bisa mendatangkan pemain Paul Pogba klub harus mengeluarkan 140 juta euro atau 2,2 T.

Tentu saja klub Real Madrid tidak bisa melakukan pembelanjaan pemain dengan harga tinggi. Dikarenakan klub bisa terkena sanksi dari Financial Fair Play dari UEFA dan tentu saja akan merugikan klub sebesar 100 jt euro.

Klub besar ini hanya diperbolehkan untuk berbelanja pemain sebesar 300 juta euro (Rp4,8 triliun). Jika tidak memlebihi anggaran tersebut maka klub Los Galacticos tidak akan dikenakan sanksi dan hukuman dari UEFA.

Back To Top