Info Bola Terupdate – Liverpool Dipermalukan Guardiola: Era Si Merah di Ujung Tanduk! Kekalahan telak 3-0 dari Manchester City bukan sekadar blunder, melainkan sinyal bahaya untuk sang juara bertahan. Waktu terus berjalan, dan jika tak segera bangkit, kemenangan besar mereka bisa menjadi kenangan saja.1
Malam Pahit di Etihad – Liverpool Dipermalukan
Malam itu di Manchester City vs Liverpool berakhir dengan angka mencolok: 3-0 untuk City.
Gol untuk City datang dari Erling Haaland, Nico González dan Jérémy Doku.
Liverpool gagal melepaskan tembakan tepat sasaran hingga menit ke-76, sebuah penanda bahwa mereka jauh dari performa terbaik.
Sudah lima kekalahan dalam enam pertandingan liga membuat pertahanan gelar mulai retak.
Liverpool Dipermalukan, Guardiola Rayakan Game Ke-1000
Bagi Pep Guardiola malam itu lebih dari sekadar laga biasa: itu adalah manajerial pertandingan ke-1000 dalam kariernya.
Dan dia memilih rival besar Liverpool untuk momen itu—tak heran jika City tampil begitu agresif sejak awal.
Guardiola pun mengaku bahwa timnya siap naik level dan bermain dengan kepercayaan diri kuat.
Dengan kemenangan ini, City kembali masuk ke zona titel dan menunjukkan bahwa mereka siap menekan rival utama.
Krisis yang Makin Nyata di Merseyside
Liverpool kini menempati posisi ke-delapan dengan 18 poin dari 11 laga, tertinggal delapan poin dari pemimpin klasemen.
Beban finansial musim panas dengan pembelian besar kini terasa semakin berat, karena hasil tak sesuai ekspektasi.
Bahkan bek utama seperti Ibrahima Konaté sedang mendapat sorotan tajam akibat performa buruk.
Jika Liverpool tak segera menemukan stabilitas, era kejayaan mereka bisa saja runtuh lebih cepat dari yang di prediksi.
Apa Selanjutnya untuk Si Merah?
Manajer Arne Slot harus segera mengambil langkah drastis agar kekalahan malam itu tidak memicu ke jatuhan total.
Penentuan musim Bayern bukan lagi hanya soal konsistensi, melainkan tentang bangkit dari tekanan besar.
Supporters dan pundit kini bertanya: apakah Liverpool punya dna juara yang cukup untuk kembali melawan arus?
Jika tidak, maka bukan hanya gelar yang hilang—melainkan status sebagai super power Inggris yang selama ini mereka pegang.





