
Info Bola Terupdate – Carlo Ancelotti menutup masa kepelatihannya di Real Madrid dengan catatan kelam saat berhadapan dengan Barcelona. Dalam empat El Clasico terakhir, Los Blancos selalu kalah, dengan total kebobolan mencapai 16 gol. Kekalahan beruntun ini menjadi sorotan tajam dan menodai prestasi Ancelotti yang sebelumnya sukses mempersembahkan trofi besar. El Clasico yang seharusnya menjadi ajang pembuktian, justru berubah menjadi mimpi buruk di penghujung kariernya di Santiago Bernabéu.1
Dominasi Barcelona dalam El Clasico
Carlo Ancelotti dikenal sebagai pelatih berpengalaman yang membawa banyak kesuksesan bagi Real Madrid, termasuk gelar Liga Champions dan La Liga. Namun, satu catatan buruk yang mencoreng prestasinya adalah performa mengecewakan saat menghadapi rival abadi, Barcelona.
Dalam empat pertemuan terakhir El Clasico, Madrid yang dipimpin Ancelotti selalu kalah. Bukan hanya kalah secara skor, tetapi juga secara permainan. Total 16 gol bersarang ke gawang Los Blancos dalam empat laga tersebut, sementara Madrid hanya mampu membalas dengan 3 gol saja.
Kekalahan paling telak terjadi pada Maret 2022 di Santiago Bernabéu, saat Barcelona menang 4-0. Laga itu menjadi simbol betapa sulitnya Ancelotti mengimbangi taktik cepat dan dinamis dari Xavi Hernandez.
Kekalahan Beruntun yang Menyakitkan
Selain kekalahan 4-0, Ancelotti juga harus menelan pil pahit saat Real Madrid tumbang 3-1 di final Piala Super Spanyol 2023. Lalu, dalam dua leg semifinal Copa del Rey, Barcelona kembali menang agregat dengan skor yang mempermalukan, menambah tekanan terhadap pelatih asal Italia itu.
Empat kekalahan ini bukan sekadar angka. Di lapangan, Madrid terlihat kesulitan mengembangkan permainan, kehilangan penguasaan bola, dan rentan di lini belakang. Ancelotti dinilai tidak mampu menemukan formula yang tepat untuk menghentikan dominasi Barca di laga besar.
Pertanyaan tentang Masa Depan Carlo Ancelotti
Catatan negatif dalam El Clasico mulai menimbulkan keraguan terhadap masa depan Ancelotti di Madrid. Meski telah memberi trofi prestisius, banyak pengamat dan fans merasa tidak lagi cocok dengan dinamika sepak bola modern yang lebih fleksibel dan taktis.
Beberapa suara mulai menyerukan perubahan, dengan harapan ada pelatih baru yang bisa membawa pendekatan berbeda—lebih adaptif terhadap tekanan laga besar seperti El Clasico.
Penutup: El Clasico Jadi Cermin Kelemahan
Jika ini adalah babak akhir dari era Ancelotti di Madrid, maka kekalahan demi kekalahan dari Barcelona akan selalu menjadi noda dalam catatan prestasinya. El Clasico yang seharusnya menjadi panggung pembuktian, justru menjadi cermin dari ketidakmampuannya membendung sang rival abadi.